Minggu, 23 Februari 2014

Love is Cinta



Love is Cinta
Erich Fromm, seorang Pakar Cinta, dalam bukunya Seni Menyinta, menggaris bawahi, “Cinta adalah sebuah keputusan, atau Penghakiman, dan merupakan sebuah Janji. Jika cinta hanya sebuah perasaan maka tidak akan ada dasar untuk untuk saling mencintai selamanya. Sebab, perasaan bisa datang dan mungkin juga adakalanya pergi…” 
Dalam uraian selanjutnya, dia menggolongkan mereka yang sedang bercinta dalam tiga kelompok :
• Menyintai seseorang karena dia dicintai—I Love you, because you love me.
 Menyintai seseorang karena dia membutuhkan orang itu—I Love you because I need you.
• Menyintai orang lain, bukan karena dia dicintai, atau membutuhkannya, tapi karena dia ada atau eksis dan memang ditakdirkan untuknya.—I Love You because you are.
Menyintai karena dicintai, dia sebut itu sebagai cinta monyet dan diibaratkan dua sejoli muda yang baru saling mengena. Biasanya, menimbulkan banyak persoalan, dan secara umum, persoalan terjadi karena saling cemburu dan hubungan agak jarang sampai ke pelaminan.
Lainnya halnya golongan kedua yang menyintai seseorang karena membutuhkannya. Ini pun banyak juga yang putus diperjalanan, karena manakala yang dibutuhkannya tidak diperoleh dari pasangannya, maka perpisahan adalah keputusan.
Berbeda dengan seseorang yang mengatakan, “I love you because you are—menyintaimu karena kau ada…” akan kekal, karena sesungguhnya cinta seperti ini, biasanya tanpa syarat. Bukan karena; kaya atau miskin, cantik atau ganteng, pintar atau bodoh. Tapi karena, “Engkau ada dan diperuntukkan untukku.” Mengenai hal ini, kita bisa lihat si Ucok Baba misalnya, dan yang lainnya. Ada yang cowoknya amat sangat ganteng, tapi ceweknya maaf, tidak sebanding dengan cowoknya atau sebaliknya. Walaupun ganteng dan cantik, amat relatif. Saya misalnya amat sangat ganteng dalam tatapan Bunga Cinta Lestari atau Joy Tobing. (sasahali marhata manggang…Wakakak)
***
Anda menyintai Samosir seperti apa? Cinta monyetkah? Ini akan terlihat dari sikap anda yang “golom ria-ria—panas-panas tahi ayam.” Sedikit saja ada masalah, sebutlah hanya sebuah kritik, anda akan ngacir dan hilang batang hidungnya.
Jika menyintai Samosir karena memang ada yang anda butuhkan, misalnya;  Pengakuan, Pujian atau karena ingin jadi kontraktor atau Pejabat di sana, dan ketika itu tidak ada atau tidak anda capai atau tidak anda dapatkan maka anda pun akan hilang juga dari percaturan.
Berbeda jika memang Cintamu, karena engkau ada dan ditakdirkan lahir di Samosir dan memang niatmu penuh,  tanpa peduli apa pun, serta  sadar pun sampai  memasukkan ke ambang sadar, sebuah perasaan bersalah,  bahkan seolah-olah dikejar dosa, jika tidak melakukan sesuatu yang bertujuan baik ke Samosir, maka cintamu akan LANGGENG dan tidak akan berhenti sampai sebuah keputusan dari-Nya, Enough. Sudah waktunya engkau kembali kepangkuan-Ku. Karena hidup hanya sekali.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar