Selasa, 25 Februari 2014

Manombur Lali Habang



Menggoreng Burung Terbang di Langit
(MANOMBUR LALI HABANG)
Oleh : Laris Naibaho

“Demi harga diri," ujar Sang Isteri.
"Maksudmu?" kejar sang suami.
"Kau harus mencalonkan diri jadi anggota DPR tahun 2014 ini, agar keluarga tidak anggap remeh terhadapmu, dan juga supaya mereka melek, papa itu orang pintar, cerdas dan pantas masuk Senayan..." lanjut sang Isteri.
"Ah, kau ini, seperti tidak tahu saja betapa sulitnya kalau mau  menyalonkan diri menjadi  calon legislative (Caleg). Kau tahu, hanya untuk bisa mendapat nomor saja, harus bayar dulu administrasi ke partai. Juga, taruhlah lolos dari partai dan menjadi calon,  apa kamu tidak sadar, biaya kampanye untuk mendulang suara itu tidaklah kecil dansangat besar?  Sangat besar! Padahal makan sehari-hari kita saja sering tidak nyaman, dan lebih sering terancam,"jawab sang suami lembut, mencoba memberi pengertian ke isterinya.
"Saya tahu itu. Nanti pergi pun aku ke Eda, Ito, Nantulang, teman-temanku dan seluruh keluarga besarku untuk mendapat pinjaman. Nanti kalau papa  sudah di Senayan, seluruh pinjaman,  khan bisa kita kembalikan. Malah menurut saya, bisas kita kembalikan lebih besar dari pinjaman itu. Hitung-hitung bunga uang mereka di banklah," tangkis sang isteri.
"Kalau kalah?"
"Itulah kau. Semangatmu kerdil. Jangan berpikir kalah, dong! Berpikir menanglah. Karena di usiamu yang sudah di atas 50 tahun, satu-satunya cara mengubah kehidupan kita, adalah dengan dirimu menjadi anggota DPR. Karena di sana, selain gaji regular selama 5 tahun ditambah ada tunjangan ini dan itu serta  banyak juga hal yang bisa diproyekkan untuk mendapat komisi.  Kehidupan kita akan mentereng. Maka keluarga yang tadinya apatis ke terhadap kita kita tentu akan berubah. Rumah kita yang tadinya sepi sontak  akan ramai dengan orang-orang yang minta sumbangan. Kelak kita akan menjadi penentu apa pun di keluarga besar ini”.
"Aku tidak mengerti maksudmu. Sungguh mati, saya  tidak mengerti maksudmu, Mama!"
"Papa teramat cerdas. Tapi kalau saya yang mengajakmu  diskusi, pikiranmu menjadi bias. Tak fokus dan selalu pesimis . Cobalah! Realitanya, dengan keadaan kita sekarang,  tak punya rumah, mobil, dan rumah pun sudah mau  roboh, apa harus tetap begini?  Satu-satunya jalan , ialah Papa harus jadi anggota DPR. Hanya dengan menjadi anggota depeer lah, semua yang saya sebutkan di atas  bisa kita miliki .”
"Kalau kalah?" Kejar sang suami.
"Itu mudah. Harga ‘Buygon’ paling juga 200 ribu. Dan itu bisa kita peroleh dengan mengagunkan meja makan kita itu."
Sang suami diam. Dahinya mengkerut, lalu tertunduk lesu. Dalam hati berdoa, "Bawalah aku Tuhan sesuai rancangan-Mu, sebelum Engkau mengirimku  ke dunia ini—Boanma  au Tuhan, songon na dirancangmu hian, andorang so di tongos ho au tu Portibion."
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar