Senin, 10 Maret 2014

Puisi Paraloan



PUISI-ku

BUKAN UNTUK HEWAN,
(oleh : Paraloan Pakpahan)
***

Tuan-tuan Anggota Dewan yang katanya tak lagi  budiman,
mestinya hari –hari begini, kita bercerita tentang KEMATIAN,
agar Tuan-tuan tak berketerusan berkubang  di kekeliruan…

MESTINYA, saat-saat begini,
kita berkisah tentang hari PEMBALASAN,
agar Tuan-tuan tak berkecanduan berjamaah melakukan pencurian
dan menjadi  MAFIA proyek  yang lalu terbahak-bahak di KUBANGAN dengan KEMEWAHAN…,

TETAPI,  bagaimana cerita di hari kemudian yang akan Tuan dengarkan,
kalau kepingan hati Tuan sudah karatan dan lalu akan membusuk…!

Bagaimana mungkin ayat-ayat suci mampu menggetarkan hati Tuan,
kalau segumpal qalbu Tuan,  digayutkan di ranting-ranting KEBEBALAN?

Sekali-dua kali Tuan tergelincir
bolehlah. Itu mungkin KEKHILAFAN
TETAPI, kalau Tuan tersungkur dan terjerembab pada lubang yang sama
serta tak bosan-bosan
dan terus berlanjut…?
Bukankah itu sama saja, bahwa tulan lebih pander daripada HEWAN?

Dulu, eh, bukankah dulu,
Sedikit saja  terlanjur salah, bisa dirimu seharian tidak enak bahkan tidak bisa makan seharian?

Tetapi mengapa,  setelah Tuan menjadi  Anggota Dewan
Atawa  KEKUASAAN dalam genggamanmu,
KEMUNAFIKAN membalut tubuh Tuan,  masih mampu  melempar sekulum SENYUM dan perbuatan dosa, kamu anggap sebagai obat bagi pikiranmu?

Tuan,
Sebait pertanyaan kulontarkan padamu,
Apakah karena Tuan tahu dan menyadari, panggung hukum di negeri hanyalah sebuah pentas banyolan, dan karena itu, setiap tindakanmu yang berlumur dosa, juga adalah banyolan?

Dulu, dulu itu…

Ku tahu, Tuan adalah insan yang  sungguh BERIMAN
tapi  kini, KEKUASAAN telah menyeretmu ke pusaran arus deras,
hingga terhanyut dalam pemakluman, bahwa KEKUASAAN itu adalah KESEMPATAN untuk MEMEGAHKAN diri dengan kemewahan dengan selaksa alasan, yang masuk ke telinga telinga rakyat  yang menyayat hati, seperti di iris oleh SEMBILU KEKURANGAJARAN...

Lalu, ketika kucoba melirik Agenda harianmu, terbacaku :

·        KEKUASAAN adalah saatnya melabrak pematang antara Uang SETAN dan HARAM…
·        KEKUASAAN adalah saatnya MEMPERKAYA DIRI sampai TUJUH KETURUNAN…
·        KEKUASAAN adalah saatnya untuk  bertingkah sampai  MENYERUPAI HEWAN…


Ah, Tuan!
Sampai kapan semboyan begini akan Tuan agung-agungkan?
Bukan dunia ini hanya perlintasan dan hidup hanya sekilas, dan ah…, terlalu naïf jika kusebutkan, dari debu kembali ke debu, dan kuburan adalah tempat  jasad bersemayam dengan abadi,

Maka…
Ini kalau dirimu menerima, ini usulku

Sempatkan sejenak melintasi
Di situlah ujung kehidupan ,
Tak ada yang baka
Dan semua yang ada kan menjadi tiada,
kekuasaanmu
hartamu
selirmu
semua akan lenyap,
karena hidup itu ibarat menjaring angina
sia-sia pada akhirnya.

PINTAKU (inipun jika dirimu mau bertaubat…)

Belumlah terlambat
Tuhan maha Pengampun
Sunggguh-sungguh mengampuni
maka
Hentikanlah meniru segala perilaku HEWAN...
KEKUASAAN sejatinya adalah alat untuk melayani, bukan  KESEMPATAN untuk MENJARAH dan memenjarakan hati,
Karena HATINURANI, telah ditanamkan Tuhan kepada jiwa kita
Yang tidak dilakukan-NYA pada HEWAN
Karena kamu adalah mahluk mulia
Sebagai Wakil Tuhan di bumi Samosir ini.
---
(10/03/2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar