Kamis, 20 Maret 2014

Humor Senja

Eleg ni Caleg di Pileg

Pria tegap yang berdiri di podium itu berteriak lantang. Sambil mengepal tinjunya, dia memaparkan bagaimana seorang Caleg seharusnya adalah seorang yang memiliki integritas dan kapabilitas yang tinggi, sehingga jika kelak terpilih dan duduk sebagai Legislator akan bisa melakukan yang terbaik di Dapil dari mana dia mencalonkan diri.

Anda tahu semua, keadaan negeri ini yang sudah GINTING, karena diurus oleh SIJABAT yang otaknya sudah LIMBONG dan tidak mampu lagi berpikir secara jernih. Dan semua itu, menyebabkan SIHOTANG luar negeri SITINJAK berlipat-lipat, di TAMBA lagi, dengan sikap moral masyarakat lebih banyak beromongkosong di Lapo Tuak yang tidakk tentu UJUNG pangkalnya.

Sebenarnya kita tidak perlu sengsara, karena kekayaan negeri yang melimpah. Hanya dengan menggunakan BATUBARA produksi dalam negeri, tidak seharusnya kita kekurangan energy untuk membangkitkan generator listrik, dan rasanya, adalah aneh, kalau listrik di Sumut ini padam 3 kali sehari. Tetapi, memang kita harus akui, bahwa pejabat kita lebih banyak bersenang-senang ditempat sejuk yang hembusan PERANGIN-ANGIN mampu membuat SIMARMATA tertidur pulas.

SEBAYANG di benak, jika keadaan seperti ini, adakah mungkin rakyat SIBARANI untuk melakukan revolusi dengan BAKKARA semua para koruptor yang egois dan yang tidak lagi SINAMBELA kehidupan rakyat? Bukan apa-apa, Nahum SITUMORANG misalnya, sampai menggubah lagu, yang menggambarkan betapa suburnya SAMOSIR, tapi faktanya rakyatnya sebagian besar berada pada garis kemiskinan.Kalau saja MANIK-kot bukanlah dosa, mungkin kan ada yang memilih melakukannya.

Aneh memang, “ tongkat dan kayu bisa jadi tanaman”, tetapi, lihatlah harga-harga di PASARIBU (biasanya disebut Pasar Induk), yang tahun lalu harga 1 ikat kangkung masih NAPITUPULU, tetapi kini sudah mendekati PANGARIBUAN. Sementara harga daging sapi sudah SILANGIT yg tidak mampu lagi disentuh kaum miskin.

Saya tidak mengatakan, kalau saya duduk di Dewan, semua harga lalu MANURUNG. Tidak. Tetapi paling tidak ada yang mengingatkan dan atau membawa aspirasi rakyat, agar siapa pun nanti yang jadi Presiden, termasuk jika yang terpilih JOKO WIDODO, bahwa Presiden itu harus menjaga harga kebutuhan pokok masyarakat, sehingga tidak lagi ada yang menghadap lebih awal kepada pencipta-Nya, karena lapar. Alani I, Amang, Inang, Namboru, Inanguda, Anggia, Ito, Tulang, Amangboru, Pariban, lumobi ma di ho mantan hallettu, pilih lah saya, on ma ELEGku, asa boi CALEG, tusuk ma gombarhu di PILEG on. (Humor semata. Lagi male--tolong sambung Rizal Naibaho)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar